Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi memberi hormat kepada Guru-Guru se Indonesia.

Tema Gambar Slide 2

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

Tema Gambar Slide 3

Deskripsi gambar slide bisa dituliskan disini dengan beberapa kalimat yang menggambarkan gambar slide yang anda pasang, edit slide ini melalui edit HTML template.

DRAMA DI AKHIR BABAK

Senin, 16 November 2020

Siapa sangka jika ternyata drama di ujung waktu membawa saya menjadi 10 besar terbaik finalis lomba menulis best practice PJJ tingkat provinsi DKI Jakarta mewakili PGRI Kota Jakarta Pusat. Semua terjadi atas izin Allah. Jika Allah tidak menghendaki ini terjadi maka tidak akan pernah saya maju menjadi perwakilan Kota Jakarta Pusat di tingkat provinsi.

Berawal dari tawaran seorang kawan untuk mengikuti lomba vokal solo, perjalanan ini pun dimulai. Saat itu saya menerima tawaran untuk mengikuti lomba vokal solo dalam rangka Hari Guru Nasional. Yaa walaupun sebenarnya agak ragu dengan kemampuan menyanyi saya yang pas-pasan, saya beranikan diri untuk mencobanya. Saya pun mulai berlatih dengan menggunakan musik yang dibuatkan oleh kawan saya. Saat itu saya tahu kalau Perempuan PGRI Jakarta mengadakan 3 cabang lomba: lomba baca puisi, lomba vokal solo, dan lomba menulis best practice PJJ. Entah kenapa saya hanya tertarik dengan lomba vokal solo dan baca puisi. Karena ketika saya melihat persyaratan lomba menulis mata saya langsung perih 😂. Heheee. Berat banget kayanya itu persyaratannya.  Tapi karena lomba baca puisi sudah ada kandidatnya, maka saya pun mengurungkan niat untuk mengajukan diri.

Di tengah perjalanan, saat saya berlatih untuk persiapan rekaman lomba, tiba-tiba datang kabar mengejutkan. Ternyata saya tidak jadi dikirim untuk mengikuti lomba vokal solo. Saya dikirim untuk mengikuti lomba menulis best practice PJJ. Dueeeng.... 😱

Lomba yang paling saya hindari karena saya merasa berat dan tidak sanggup malah sekarang dihadapkan di depan mata. Ibu kepala sekolah saya sengaja menunjuk saya untuk mengikuti lomba ini karena beliau menilai saya memiliki banyak pengalaman untuk menuliskan kisah PJJ ini karena sebelumnya saya sudah banyak terlibat dalam kegiatan pembatik dan Rumah Belajar. Beliau menganggap ini adalah bidang yang tepat untuk saya.

Dengan perasaan takut dan bingung, akhirnya saya menerima keputusan itu. Yaaa memang sih seharusnya yang ikut lomba vokal solo itu yang kemampuannya jauh lebih baik lah dari saya. Saya juga sadar diri sih kalau kemampuan menyanyi saya ya memang pas-pasan aja ga istimewa hahaaaa 😜. Di sinilah perjuangan dimulai. Saya mencoba untuk mulai mencari bahan dan menyusun naskah sesuai panduan. Tapi berulang kali saya baca panduannya saya masih merasa kesulitan. Karena saya belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya 😓.

Waktu yang disediakan untuk membuat naskah sangat singkat karena memang pengumuman lomba ini datangnya dadakan. Satu hari menjelang batas akhir pengumpulan saya masih belum bisa membuat tulisan apa-apa. Saya masih terkendala dengan persyaratan dan panduan yang ada. Walaupun sudah diberikan pengarahan dan technical meeting, saya masih belum bisa merangkai kata untuk naskah saya. Sementara whatsapp group sudah mulai mengabarkan peserta-peserta dari wilayah lain yang sudah mengirimkan naskah, saya masih duduk manis di depan laptop karena tidak tahu mau mulai dari mana.

Ketika saya lihat beberapa nama yang sudah masuk mengirimkan naskah, saya pun mendadak minder dan lesu. Ada nama Duta Rumah Belajar DKI Jakarta yang juga ikut mengirimkan naskah lomba. Yaahh ini mah alamat langsung tereliminasi deeh, begitu pikir saya saat itu. Selain ada nama Duta Rumah Belajar, saya juga melihat beberapa nama lainnya yang katanya memang mumpuni dan sudah banyak jam terbangnya. Waduhh makin jiper aja niih 😔.

Hari terakhir batas pengumpulan naskah. Beberapa ide sudah menggelayut di kepala, tapi saya bingung bagaimana menuangkannya. Dari sekian puluh peserta yang terdaftar, sudah 80% peserta yang mengirinkan naskah. Sementara saya siang itu baru mulai mengetik kata demi kata yang akan dijadikan naskah lomba. Hingga malam hari, 3 jam menjelang batas akhir deadline pengiriman naskah, saya masih belum merampungkan naskah lomba. Saya masih berkutat untuk menyelesaikan bagian akhir naskah. Panitia pun sudah woro-woro hanya tinggal beberapa orang lagi yang belum menyetorkan naskah termasuk saya.

Perasaan dag dig dug, gelisah, gemetar campur aduk mengiring perjuangan saya bertarung melawan waktu. 30 menit menjelang pukul 24.00 naskah pun selesai. Proses pengiriman pun mulai berjalan. Bukan perjuangan namanya jika tanpa kendala. Di saat waktu sudah mepet, ada saja yang terjadi. Sinyal mendadak lemot ðŸ˜–. Sementara waktu yang tersisa tinggal 15 menit lagi. Duuuuh rasanya ingin menghempaskan semua yang ada di hadapan saat itu. Gemeeeesss rasanya. Tidak cukup hanya sampai di situ. Berkas lampiran yang diminta untuk dikirim terpisah dari naskah utama ternyat formatnya beda dengan yang ada di form  pengiriman naskah. Terpaksa saya harus merombak ulang dan mengonversi ulang ke dalam file PDF. Mata menatap jam, Duh Gusti 10 menit lagiiii 😰😰.

Setelah penuh drama di akhir babak, 3 menit menjelang pukul 24.00 naskah pun berhasil terkirim 😌😌. Sambil menarik napas lega seraya mengucap syukur, panitia mengumumkan peserta yang sudah berhasil mengirimkan naskah sebelum batas akhir, dan salah satunya adalah saya. Legaaa, ploong. Apapun hasilnya tidak pernah saya pikirkan dan bayangkan. Bagi saya yang penting saya sudah menyelesaikan tugas saya sebagai perwakilan Kecamatan Gambir. Saya tidak berpikir untuk menang apalagi melihat saingan pesertanya puluhan dan memiliki kemampuan yang mumpuni di bidangnya masing-masing.

Walaupun tidak berharap menang, tapi ada rasa penasaran terselip mengintai di benak heheee. Manusiawi lah yaa penasaran 😅. Pada hari yang telah ditentukan oleh panitia, pengumuman itu pun keluar. Dan ternyataaaa, saya terpilih dan masuk menjadi 10 besar terbaik finalis lomba menulis best practice PJJ ke tingkat provinsi mewakili Kota Jakarta Pusat. Masyaallah, sungguh jika bukan karena kuasa dan izin Allah saya tidak akan mungkin bisa meraih ini semua. 

Hanya ungkapan syukur dengan memuji kebesaranNya yang bisa saya lakukan dan tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu kepala sekolah yang telah mempercayakan saya untuk mengikuti lomba ini. Jika bukan karena rekomendasi beliau, saya juga tidak akan pernah bisa berada pada tahap ini. Terima kasih ya Ibu Sugiati MInah atas kesempatan yang diberikan. Selanjutnya saya akan melakukan tahap akhir yaitu memaparkan naskah saya di hadapan juri nanti. Doakan terus ya sahabat agar saya bisa membawa nama baik Kota Jakarta Pusat 😊.

Sampai jumpa di babak final tingkat provinsi, gaeesss 😘😘

   


Featured Post

VLOG PEMBATIK LEVEL 4