Rabu, 7 April 2021
Jeeeng jeeengg.... akhirnya undangan untuk melakukan vaksin covid-19 datang juga. Orang lain sudah mulai vaksin yang kedua, sementara saya baru yang pertama. Beberapa waktu yang lalu, rekan-rekan guru dari sekolah tetangga di komplek sekolah saya sudah mendapat panggilan vaksin di puskesmas dekat sekolah. Tapi sekolah saya dan 2 sekolah lainnya belum mendapat panggilan.
Saya dan rekan-rekan satu sekolah mendapat undangan vaksin dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Vaksin ini merupakan vaksin tahap 8 yang dilakukan serentak bagi guru dan tenaga kependidikan. Sayangnya, kami dari SDN Duri Pulo 05 Pagi tidak bersamaan waktu dan tempat pelaksanaannya. Tiga orang vaksin di JIC (Jakarta Islamic Center) Jakarta Utara, 1 orang di Cempaka Putih, 1 orang di Bendungan Hilir, 6 orang sisanya di Senayan City.
Sahabat saya, Mutia Farida, mendapat giliran vaksin hari Selasa, 6 April 2021 di Cempaka Putih. Lokasi ini dekat dengan rumahnya. Dia sudah mempersiapkan diri untuk menjalani vaksin hari itu. Tapi ternyata semua tidak seperti yang diharapkan. Tensinya tinggi. Dia diminta untuk istirahat sejenak selama 30 menit. Setelah 30 menit dia menjalani tes kembali. Hasilnya masih sama. Akhirnya dengan sangat terpaksa, dia harus pulang dan tidak bisa divaksin hari itu. Dokter memintanya kembali datang tanggal 20 April. Menurut ceritanya, di lokasi tempat dia vaksin banyak sekali yang gagal vaksin karena tensi yang mendadak tinggi. Banyak yang tidak punya riwayat darah tinggi tapi begitu ditensi saat akan vaksin, tensi berubah. Sepertinya stress, takut, dan rasa khawatir juga berperan ya dalam menentukan tensi 😓.
Kisah sahabat saya dan beberapa orang yang gagal vaksin karena tensi yang kurang bersahabat juga membuat saya khawatir. Masalahnya tensi saya seringnya rendah. Saya mencoba tenang, stay cool aja laah. Bismillah. Yang penting semalam tidur cukup dan tidak begadang. Hanya memang kalau untuk sarapan pagi saya tidak bisa dan tidak terbiasa. Takut mules ceunaahh 😂😂.
Pagi itu saya dan teman-teman janjian untuk bertemu di pintu masuk Senayan City agar kami bisa masuk bareng-bareng ke dalam. Dan karena khawatir antrean membludak, saya pun berangkat lebih awal. Qadarullah, di tol macet panjang. Entah apa penyebabnya. Akhirnya daripada menggerutu dan bikin hati ga tenang, saya memilih melanjutkan tidur saya di bus wkwkwkwk.
Setelah saya sampai di Senayan City, saya dan sahabat saya segera mencari pintu masuk. Teman lain yang ditunggu belum tiba akhirnya kami memutuskan untuk masuk duluan untuk ambil nomor antrean. Karena kami tiba sebelum jam operasional mal dibuka, maka pintu masuk pun masih banyak yang ditutup. Petugas keamanan pun tidak mengizinkan kami masuk dan meminta kami untuk menunggu hingga pukul 09.00. Lucunya, beberapa teman kami sudah ada di lokasi vaksin di lantai 8 Hall Senayan City. Kami pun menunjukkan foto teman kami yang sudah masuk ke lokasi dan mengatakan kepada petugas keamanan bahwa kami diminta naik juga. Setelah berdebat agak alot, barulah petugas keamanan mempersilakan kami masuk melalui lift di luar mal. Petugas berpesan agar kami turun ke lantai LG lalu masuk ke dalam mal dan mencari lift lagi untuk menuju lantai 8.
Karena jam operasional mal memang belum buka, ketika kami masuk ke dalam mal suasana cukup redup malah cenderung gelap. Hanya ada beberapa petugas yang sedang membersihkan ruangan dan menyiapkan beberapa toko yang akan dibuka. Setelah kami menemukan lift, kami pun kebingungan karena lantai di lift hanya sampai lantai 6 wkwkwkwk 😆. Ada sih lantai 7 tapi gabisa dipencet. Ya iyalah itu kan towernya SCTV hahahaaa. Udahlah lantai cuma sampai 6, tombol lantai 6 susah dipencet. Akhirnya kami hanya bisa sampai lantai 5.
Keluar lift kami pun segera mencari petugas lagi untuk menanyakan bagaimana caranya menuju lantai 8. Ketemu lah kami dengan petugas kebersihan yang sedang membersihkan lantai 5. Kami pun menanyakan bagaimana cara kami naik ke lantai 8, lift mana yang harus kami gunakan? Petugas itu seperti orang kebingungan. Dia menunjukkan kami jalan agar lewat sini, lewat situ, belok sana, belok situ. Dia hanya bilang satu-satunya akses untuk menuju lantai 8 harus lewat lift 345. Kami pun mengikuti petunjuknya. Kami berjalan menuju arah food court untuk mencari lift yang dimaksud. Hmmm aroma masakan dan kue yang sedang disiapkan menggoda perut kami hahaaa. Ketika sampai di ujung food court, kami kebingungan lagi mencari lift yang dimaksud. Lalu salah seorang petugas food court mengatakan kalau lift yang dekat food court itu belum bisa digunakan. Kami harus mencari lift lain. Dia pun memberikan petunjuk jalan baru.
Kami segera meluncur menuju arah yang diberitahukan oleh petugas food court. Setelah menemukan lift yang dimaksud oleh petugas tadi, kami pun masuk dan mencari lantai 8. Jeng jeng....ternyata masih tidak ada juga lantai 8nya. Gimana iniiiii. Masa petugas ga ada yang benar sih kasih infonya. Kami pun akhirnya masuk ke dalam lift dan terpaksa mencoba menuju lantai 6. Sampai di lantai 6 kami berusaha mencari orang lagi untuk ditanyai. Kami celingukan mencari orang karena toko masih pada tutup. Gimana ya tidak ada orang yang bisa ditanyai iih. Lalu kami melihat ada ruang kaca yang ada eskalatornya. Dan di atas ruang kaca itu ada papan besar bertuliskan HALL SENAYAN CITY LT 8 GUNAKAN ESKALATOR. Akhirnyaaaaaaa........
Kami berjalan menuju ruang kaca untuk naik eskalator. Lagi-lagi kejutan datang, karena jam operasional mal belum buka, maka eskalator pun masih dimatikan 😖. Dan kami terpaksa harus menaiki anak tangga satu per satu. Duuhh Gusti ini belum vaksin tensi udah berantakan duluan deh. Sampai di lantai 8 kami disambut petugas keamanan. Petugas menanyakan ada keperluan apa kami di lantai 8. Kami pun menjawab kalau kami mau vaksin. Lalu petugas itu menjelaskan kepada kami kalau pintu masuk ruangan vaksin bukan dari eskalator tempat kami datang. Eskalator itu adalah pintu keluar. Jadi kami harus turun lagi putar balik dan mencari jalan menuju pintu masuk. Karena pintu masuk menuju ruang vaksin terhubung langsung dengan antrean. Yaa salaam 😑
Setelah mendapat arahan dari petugas di lantai 8 kami pun mencari kembali jalan masuk menuju ruang vaksin. Lagi-lagi kami harus menuruni eskalator yang masih mati. Haaaahhhh ngaap rasanyaa 😂. Mana pake masker, pegel keliling-keliling mal, naik turun tangga pula 😌. Setelah keluar dari eskalator, kami bertanya lagi pada salah seorang petugas bank CIMB di dalam toko. Petugas itu mengatakan agar kami keluar menuju parkiran lalu cari lift 345. Pintu keluar menuju parkiran tidak jauh dari lokasi kami saat itu. Kami segera menuju parkiran. Di sana kami bertemu dengan petugas lagi dan menanyakan yang mana lift 345. Petugas itu menunjukkan arahnya. Dan akhirnya kami pun menemukan lift 345 😎😎.
Yaa ampuuunn, andaikan dari awal para informan itu mengatakan kepada kami agar mencari parkiran mobil, maka kami tidak perlu olah raga pagi keliling mal dan naik turun tangga. Setengah jam habis waktu hanya untuk mencari pintu masuk ruang vaksin. Sampai di ruang vaksin kami tertawa ngakak karena teman kami, Pak Ucok yang datangnya lebih belakangan dari kami malah udah sampai duluan di lantai 8 wkwkwkwkwk.
Untungnya saat kami sampai di lantai 8, vaksin tidak langsung mulai. Vaksin baru dimulai pukul 10.00 WIB. Padahal kemarin waktu mengisi aplikasi di alodokter kami sudah memilih jadawal pukul 09.00. Tapi ternyata ujung-ujungnya sama aja, mulainya tetap pukul 10.00. Tapi gapapa lah bersyukur mulai jam 10.00. Karena kalau saat tu langsung mulai vaksin, bisa jadi tensi kami berantakan. Napas masih ngos-ngosan, detak jantung ga karuan, keringat dingin, waaaahh gak banget deehh.
|
Wien, sahabat olah raga keliling mal pagi-pagi 😎 |
Setelah melewati tahapan panjang dan drama di pagi hari, alhamdulillah kami semua berhasil divaksin hari itu. Ini adalah bagian dari ikhtiar kami dalam menjaga kesehatan. Usai vaksin kami tidak boleh langsung pulang. Kami diminta menunggu dulu kurang lebih 30 menit untuk melihat apakah ada reaksi atau tidak yang terjadi pada kami setelah vaksin.
|
Bu Sugi, Wien, Nisa, Alin, Pak Ucok (kiri ke kanan) |
30 menit sudah berlalu dan alhamdulillah tidak ada reaksi yang mengkhawatirkan. Kami pun sudah diizinkan untuk pulang. Kata orang-orang, salah satu reaksi vaksin adalah lapar. Tapi kok ya saya ga lapar. Kalaupun terasa lapar ya wajar, wong dari pagi belum makan heheee. Yang ada dipikiran saya dan sahabat saya adalah kepingin makan yang pedes-pedes berkuah. MIE AYAM. Itulah yang ada di pikiran kami. Dasar ndeso udah tau di dalam mal mewah, yang dicari malah mie ayam ya mana ada wkwkwk. Kami sendiri tidak tau di mana yang jual mie ayam. Pokoknya pikiran kami yang penting keluar dulu aja dari mal deh. Masuk muter-muter, keluar juga kebingungan. Wkwkwk bener-bener norak kami ini.
Setelah kami berada di luar gedung, kami segera gerilya mencari gerobak mie ayam. Kami keluar melewati gedung SCTV. Di sana ada jalan menuju permukiman warga. Harapan kami, biasanya kalau ada permukiman pasti banyak tukang jualan. Dan setelah jalan kira-kira 200 meter, kami menemukan gerobak mie ayam. Aaaaahhh indahnyaaaa 😋. Kami pun makan dengan lahapnya. Ini bukan karena vaksin lhooo. Tapi emang kelaperan dari pagi belum makan. Sementara waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 wkwkwk wajar kan kalau lapar hahaaa.
Usai makan mie ayam, kami berpisah. Wien menuju stasiun Palmerah untuk naik kereta tujuan Tigaraksa, saya menuju Slipi untuk naik bus jurusan Karawaci. Begitu duduk di dalam bus, mata rasanya berat. Dan ga lama setelahnya saya pun pulas. Bangun sebentar hanya saat diminta ongkos. Setelah itu merem lagi. Bangun-bangun ketika mau turun bus. Sampai di rumah rasa kantuk masih melanda. Dan akhirnya saya melanjutkan lagi tidur sampai malam. Rupanya efek vaksin mulai terlihat. Rasa kantuk yang luar biasa, pegal dan pusing mulai terasa. Saya bertanya pada beberapa teman dan mereka juga merasakan hal yang sama. Hanya mereka ditambah rasa lapar dan bawaannya pingin makan terus, sementara saya malah ga merasa lapar tuuh.
Yang jelas memang efek vaksin di tiap orang beda-beda tergantung daya tahan tubuhnya. Kalau saya sih yang paling berasa ya ngantuk itu. Malah sampai 2 hari rasanya masih ngantuk aja. Ada rasa pusing juga dan sedikit pegal-pegal di badan. Yaah ini adalah bagian dari proses menuju sehat yang harus dijalani. Semoga ini menjadi salah satu upaya pencegahan penyebaran virus covid-19. Tinggal satu kali lagi pelaksanaan vaksin, yaitu vaksin kedua. Vaksin kedua saya nanti tanggal 5 Mei 2021 mendatang. Dan untuk vaksin yang kedua lokasinya di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
Selasa malam saat lagi ngantuk-ngantuknya habis vaksin
😶😶😶😶